Selasa, 05 November 2013


KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
 Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME, karena atas berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis ini yang berjudul Pemanfaatan Fasilitas yang Berbasis Teknologi dan Informasi Guna Meningkatkan Mutu Pembelajaran serta Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Karakter Siswa”.
Dengan menyelesaikan karya tulis ini ini, sering penulis menemukan kesulitan. Namun Penulis sudah berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang membaca yang sifatnya membangun. Semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis tak lupa mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Orang tua saya yang telah memberikann Do’a dan semangat.
2.      Guru pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan cara pembuatan makalah ini.
3.      Bapak Abriyandi dan Ibu Hervina serta siswa siswi kelas XI AK 1 yang telah berpartisipasi dalam penelitian.
4.      Media yang telah menyediakan bahan informasi bagi penulis.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Pontianak, 14 Oktober 2013
                                                                                                Penulis

                                                                                       Lukman Nul Hakim
Daftar Isi
Kata Pengantar........................................................................................................1
Daftar Isi.................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................3
1.1.Latar Belakang..................................................................................................3
1.2.Perumusan Masalah...........................................................................................4
1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian..........................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................5
2.1. Kajian Pustaka..................................................................................................5
2.2. Pembahasan Masalah dan Penyelesaiannya......................................................9
2.2.1. Pemanfaatan teknologi dan informasi guna meningkatkan mutu
 pembelajaran dalam pembentukan karaktersiswa.........................................9
2.2.2. Pengaruh pemanfaatan teknologi dan informasi terhadap
Pembentukan karakter siswa.................................................................... 10
2.2.3. Contoh pemanfaatan teknologi dan informasi oleh siswa dan
guru di SMKN 3 Pontianak untuk pembentukan karakter siswa.................12
2.2.4. Persepsi siswa dan guru SMKN 3 Pontianak terhadap
pemanfaatan teknologi dan informasi dalam pembentukan
karakter siswa...............................................................................................12
BAB III PENUTUP.............................................................................................16
4.1.Kesimpulan.....................................................................................................16
4.2.Saran...............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................17
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...........................................................................17

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Teknologi informasi dan Komunikasi (TIK), dalam jangka waktu yang relatif singkat, berkembang dengan sangat pesat. Berdasarkan data Riset APJII di tahun 2012 menunjukkan bahwa pengguna internet di Indonesia baru mencapai 63 juta orang. Penetrasi pengguna internet di Tanah Air juga disebutkan baru mencapai 24,23 persen. (tekno.liputan6.com)
Perkembangan teknologi terutama teknologi informasi (TI), yang telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan tak terkeculai pendidikan, sesungguhnya bisa dimanfaatkan untuk memberikan dukungan terhadap adanya tuntutan reformasi dalam system pendidikan. Pengembangan dan pemanfaatan media pembelajaran berbasik TI, bisa dimanfaatkan sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang berminat. 
Dalam pemanfaatan teknologi informasi, diharapkan tingkat daya pikir serta kreativitas guru dan dapat berkembang dengan pesat. Seorang guru akan dengan mudah mencari bahan-bahan ajar yang sesuai dengan bidangnya, seorang siswa dapat mendalami ilmu yang didapatkan dengan didukung kemampuan untuk mencari informasi tambahan di luar yang diajarkan oleh guru. Perkembangan teknologi dan informasi ini diharapkan dapat memberi dampak positif bagi perkembangan pola pikir dan karakter siswa.
Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Merujuk pada tujuan pendidikan nasional pada UU, maka tujuan pendidikan kita pada hakekatnya tidak hanya menekankan pada pengembangan aspek intelektual peserta didik saja, melainkan juga pada aspek emosional dan spiritual atau karakter peserta didik. Pandangan Ki Hajar Dewantoro, “Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelektual) dan tubuh anak.

1.2  Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas tentang pemanfaatan teknologi informasi dalam pembentukan karakter siswa, maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
a.    Bagaimana cara memanfaatkan teknologi informasi guna meningkatkan mutu pembelajaran serta pengaruhnya terhadap pembentukan karakter siswa?
b.    Bagaimana pemanfaatan fasilitas teknologi informasi di lingkungan sekolah maupun luar sekolah oleh siswa dan guru di SMKN 3 Pontianak?
c.    Bagaimana persepsi siswa dan guru SMKN 3 Pontianak terhadap pemanfaatan teknologi dan informasi dalam pembentukan karakter siswa?

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
a.    Mengetahui cara dan kendala dalam pemanfaatan teknologi informasi guna meningkatkan mutu pembelajaran dalam pembentukan karakter siswa
b.    Mengetahui pemanfaatan fasilitas teknologi informasi di lingkungan sekolah maupun luar sekolah oleh siswa dan guru di SMKN 3 Pontianak.
c.    Mendeskripsikan persepsi siswa dan guru SMKN 3 Pontianak terhadap pemanfaatan TIK dalam pembentukan karakter siswa
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah, sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan kebijakan terhadap pemanfaatan fasilitas yang berbasis teknologi dan informasi guna meningkatkan mutu pendidikan di SMKN 3 Pontianak serta pengaruhnya terhadap pembentukan karakter siswa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kajian Pustaka
Teknologi informasi berasal dari dua kata, teknologi dan informasi. Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari sebuah alat mesin, benda atau bentuk material dan proses menolong manusia untuk membantu pekerjaan atau masalahnya. Pengertian informasi adalah hasil pemrosesan, manipulasi, dan pengorganisasian dari beberapa data yang mempunya nilai bagi penggunanya
Jadi Pengertian Teknologi Informasi secara sempit adalah berbagai macam hal dan kemampuan yang mana digunakan untuk pembentukan, penyimpanan, dan penyebaran informasi. Secara luas, Pengertian Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan  untuk mengolah data termasuk juga memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas yaitu informasi yang relevan atau sesuai tepat waktu digunakan untuk keperluan pribadi serta bisnis dan pemerintahan yang merupakan informasi yang strategis dalam pengambilan keputusan .Sedangkan menurut para ahli pengertian teknologi informasi adalah sebagai berikut.
1.      Menurut kamus oxford (1995), teknologi  informasi adalah studi atau peralatan elektronika komputer untuk menyimpan, menganalisa, dan mendistribusikan seluruh informasi. Misalnya gambar, suara, video dan data digital.
2.      Menurut Martin (1999), teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer software, hardware  yang digunakan untuk memproses atau menyimpan  informasi melainkan mencakup teknologi komunikasi untuk mengirim informasi.
Menurut Umaedi (1999), mutu mengandung makna derajat (tingkat) keuggulan suatu produk hasil kerja/upaya baik berupa barang maupun jasa. Pengertian mutu pembelajaran mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Proses pendidikan yang bermutu melibatkan input seperti siswa, guru, metode, kurikulum, sarana, lingkungan dan pengelolaan pembelajaran yang baik. Mutu dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan.
Agar dapat bekerja ilmiah, para siswa perlu mengembangkan sikap yaitu; sikap ingin tahu, tidak percaya tahayul, jujur dalam menyajikan data, terbuka pada gagasan baru, kreatif dalam menghasilkan karya ilmiah, peduli terhadap mahluk hidup dan lingkungan, serta tekun dan teliti (Depdiknas, 2003a).
Kegiatan belajar mengajar diharapkan mampu memperluas wawasan pengetahuan, meningkatkan  keterampilan  dan  menumbuhkan  sejumlah  sikap positif yang direfleksikan siswa melalui cara berfikir dan bertindak sebagai dampak hasil belajarnya. Sehingga dapat dikatakan mutu merupakan suatu gambaran tentang proses dan hasil belajar sesuai dengan hakekat pembelajaran sains yaitu keaktifan siswa dalam proses pembelajaran seperti mengajukan pertanyaan (merumuskan masalah), berhipotesis, mengamati, menganalisis, menyimpulkan dan mengkomunikasian hasil pengamatan.
Untuk mendapatkan hasil yang baik, proses belajar mengajar harus dikelola secara baik pula. Pembelajaran dimulai dengan menumbuhkan motivasi siswa dengan menghadirkan permasalahan atau fakta dari kehidupan sehari-hari siswa sehingga menumbuhkan keaktifan siswa untuk bertanya, berhipotesis, melakukan pengamatan, menganalisis, menyimpulkan dan mengkomunikasikan hasil kegiatan yang telah dilakukan. Dengan demikian, suasana belajar kelas lebih banyak diwarnai oleh kegiatan siswa, sehingga proses belajar mengajar tersebut lebih bermutu

Istilah Pendidikan karakter berasal dari 2 kata, yaitu pendidikan dan karakter. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, karakter diartikan sebagai sifat- sifat kejiwaan, tabiat, watak, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain
Sedangkan menurut Thomas Lickona, Secara sederhana pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter siswa. Dalam arti yang tepat, Lickona menyatakan bahwa pengertian pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.
Dari beberapa pengertian di atas  dapat dinyatakan bahwa pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana dalam menanamkan nilai-nilai sehingga terinternalisasi dalam diri peserta didik yang mendorong dan mewujud dalam sikap dan perilaku yang baik. Pendidikan karakter bukan terletak pada materi pembelajaran melainkan pada aktivitas yang melekat, mengiringi, dan menyertainya.
Pendidikan karakter juga tidak berbasis pada materi, tetapi pada kegiatan. Proses terbentuknya pendidikan karakter, yaitu:
1.    Melalui pendidikan, pengalaman, cobaan hidup, pengorbanan dan pengaruh lingkungan, kemudian terinternalisasi nilai-nilai sehingga menjadi nilai intrinsik yang melandasi sikap dan perilaku.
2.    Sikap dan perilaku tersebut dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan.
3.    Kebiasaan tersebut dijaga dan dipelihara maka jadilah karakter 
2.2  Pembahasan Masalah dan Penyelesaiannya.
2.2.1   Pemanfaatan teknologi dan informasi guna meningkatkan mutu pembelajaran dalam pembentukan karakter siswa
Pendidikan karakter sangat penting dalam rangka pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas, bermartabat, dan berkarakter, sehingga perlu benar-benar dijaga agar pemanfaatan teknologi dan informasi tidak mengganggu pembentukan karakter peserta didik, melainkan justru mendukungnya. Menurut Suwarsih Madya, (2011), untuk menjaga agar pemanfaatan TIK tetap memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan peserta didik menjadi manusia berkarakter dan berkecerdasan intelektual serta pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan, hendaknya diterapkan prinsip-prinsip berikut:
1.    Pemanfaatan teknologi dan informasi dalam pendidikan sebaiknya mempertimbangkan karaktersitik peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan dalam keseluruhan pembuatan keputusan TIK.
2.    Pemanfaatan TIK sebaiknya dirancang untuk memperkuat minat dan motivasi pengguna untuk menggunakannya semata guna meningkatkan dirinya, baik dari segi intelektual, spiritual (rohani), sosial, maupun ragawi.
3.    Pemanfaatan TIK sebaiknya menumbuhkan kesadaran dan keyakinan akan pentingnya kegiatan berinteraksi langsung dengan manusia (tatap muka), dengan lingkungan sosial-budaya (pertemuan, museum, tempat-tempat bersejarah), agar tetap mampu memelihara nilai-nilai sosial dan humaniora (seni dan budaya), dan kecintaan terhadap alam sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.
4.    Pemanfaatan TIK sebaiknya menjaga bahwa kelompok sasaran tetap dapat mengapresiasi teknologi komunikasi yang sederhana dan kegiatan-kegiatan pembelajaran tanpa TIK karena tuntutan penguasaan kompetensi terkait dalam rangka mengembangkan seluruh potensi siswa secara seimbang.
5.    Pemanfaatan TIK sebaiknya mendorong siswa untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif sehingga tidak hanya puas menjadi konsumen informasi berbasis TIK.
Selanjutnya, agar penerapan pendidikan karakter melalui TIK dapat berjalan secara efektif dalam mencapai tujuannya, para guru hendaknya mampu memberikan materinya dengan cara-cara yang interaktif, dan mampu membuat para peserta didiknya menjadi kreatif. Proses pembelajarannya pun harus menjadi menyenangkan dan bermakna. Dalam konteks tersebut, peran guru dalam proses interaksi pembelajaran hendaknya tidak terlalu dominan, tetapi lebih sering berperan sebagai fasilitator dan motivator pembelajaran. Dengan kata lain, pembelajaran tidak berpusat pada guru, tetapi lebih berpusat pada peserta didik atau lebih menempatkan peserta didik sebagai subyek didik daripada sebagai obyek didik.
Selanjutnya, peserta didik tidak hanya digiring sebatas untuk mencari dan memperoleh informasi saja, tetapi juga diarahkan agar memiliki kemampuan untuk menciptakan informasi di internet. Dengan kata lain, dalam proses pembelajaran melalui TIK, peserta didik harus diarahkan untuk mampu menjadi produsen pengetahuan, dan bukan hanya sebatas menjadi konsumen pengetahuan atau penikmat teknologi saja, sehingga dapat membawa perubahan yang lebih positif bagi peserta didik.
Agar pendidikan karakter dapat berjalan secara komprehensif dalam proses pendidikan di sekolah, maka penerapan pendidikan karakter di sekolah perlu memegang prinsip-prinsip sebagai berikut :
1.    Berkelanjutan mengandung makna bahwa proses pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa merupakan sebuah proses panjang dimulai dari awal peserta didik masuk sampai selesai dari suatu satuan pendidikan.
2.    Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah
3.     Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan mengandung makna bahwa materi nilai-nilai karakter bangsa bukanlah bahan ajar untuk pembelajaran biasa.
Pendidikan dipercaya dapat membangun kecerdasan sekaligus kepribadian anak manusia menjadi lebih baik. Namun, apa jadinya jika pendidikan hanya mementingkan intelektual semata tanpa membangun karakter peserta didiknya? Hasilnya adalah kerusakan moral dan pelanggaran nilai-nilai. Pada akhirnya, hasil pendidikan seperti ini hanya akan seperti robot, berakal tetapi tak berkepribadian, kosong jiwanya.
Untuk itulah, pendidikan karakter kiranya adalah jawaban bagi kondisi pendidikan seperti ini. Dengan adanya pendidikan karakter semenjak usia dini, diharapkan persoalan mendasar dalam dunia pendidikan yang akhir-akhir ini sering menjadi keprihatinan bersama dapat diatasi.
2.2.2   Pengaruh pemanfaatan teknologi dan informasi terhadap pembentukan karakter siswa
Pengaruh pemanfaatan teknologi dan informasi khususnya internet dalam pembentukan karakter siswa adalah seabagai berikut:
1.    Dampak Negatif.
a.    Siswa akan cenderung tertutup dan seolah alergi serta menghindar pada dunia luar akibat terlalu seringnya berada atau bergaul dengan dunia Maya (Internet),
b.    Siswa cenderung mengubah perilakunya mengikuti hal-hal baru yang selalu ada di Internet, tanpa berfikir akibat dari yang ditimbulkannya.


2.    Dampak  Positif.
a.       Mempermudah dalam mengakses Informasi, karena kecepatannya siswa juga bisa mengakses segala informasi yang ada di hari ini atau di hari yang telah berlalu.
b.    Lebih lama penyimpanannya, semua Informasi yang telah diperoleh dapat disimpan dalam bentuk CD, FlashDisk atau HarDisk, sehingga lebih efisien.
Secara khusus, pengaruh pemanfaatan Teknologi Informasi dan komunikasi terhadap pembentukan karakter siswa adalah:
1.    Menyadarkan siswa akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus berubah sehingga siswa dapat termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.
2.    Mengembangkan kompetensi siswa dalam menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan seharihari.
3.    Mengembangkan kemampuan belajar berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong siswa terampil dalam berkomunikasi, terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.
4.    Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggungjawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah sehari-hari.




2.2.3    Contoh pemanfaatan teknologi dan informasi oleh siswa dan guru di SMKN 3 Pontianak untuk pembentukan karakter siswa.
1.  Pemanfaatan dalam lingkungan sekolah.
a.       Pemanfaatan lab komputer dan lab internet yang ada di SMKN 3 Pontianak dapat menunjang proses belajar khususnya mata pelajaran KKPI dan internet akuntansi.
b.      Pemanfaatan lab produktif masing masing jurusan yang dapat mendukung pelajaran produktif di jurusan masing-masing.
c.       Untuk jurusan akuntansi telah dibuka bank mini lengkap dengan fasilitas komputer dan printer yang berfungsi melatih siswa agar menjadi siap saat memasuki dunia kerja.
d.      Pemanfaatan jaringan hotspot yang disediakan oleh sekolah yang berfungsi mendukung pembelajaran yang memanfaatkan internet sebagai penunjang pembelajaran.
e.       pemanfaatan LCD proyektor yang berfungsi mendukung kegiatan pembelajaran agar lebih menarik dan melatih siswa untuk mempersentasikan hasil kerjanya.
2.  Pemanfaatan di luar lingkungan sekolah.
Contohnya adalah menggunakan media belajar televisi seperti Televisi Edukasi (TVE) yang dapat membantu guru menyampaikan bahan ajar dan siswa agar lebih memahami pelajaran yang telah diajarakan di sekolah. Selain itu siswa juga dapat mengunjungi lab komputer di perpustakaan yang ada sebagai penambahan pengetahuan.
2.2.4    Persepsi siswa dan guru SMKN 3 Pontianak terhadap pemanfaatan teknologi dan informasi dalam pembentukan karakter siswa.
a.    Metodologi penelitian
1.  Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei. Survei dilaksanakan untuk mendeskripsikan persepsi guru dan siswa terhadap pengaruh pemanfaatan teknologi informasi dalam pembentukan karakter siswa.
2.  Subyek Penelitian
Populasi penelitian ini adalah Guru dan Siswa di SMKN 3 Pontianak. Namun, dalam penelitian ini subyek penelitian ditetapkan adalah dua orang yang menjabat sebagai wakil kepala sekolah dan siswa di kelas XI AK 1 karena kelas tersebut adalah kelas unggulan di SMKN 3 Pontianak.

b. Prosedur Pengumpulan Data
1.  Kesiapan Sekolah
Data tentang kesiapan sekolah dalam pembelajaran yang berbasis teknologi dan informasi dilihat dari ketersediaan penunjang pembelajaran seperti : komputer, jaringan telepon, fasilitas multimedia di kelas dan guru yang memiliki kemampuan dalam teknologi dan informasi. 
1.    Persepsi Guru  dan Siswa
Data tentang persepsi siswa dikumpulkan melalui jejak pendapat untuk memilih opsi. Opsi tersebut dibuat oleh peneliti yang terdiri dari opsi berpengaruh positif, opsi tidak berpengaruh dan opsi berpengaruh negatif. Sedangkan data tentang persepsi guru dilakukan dengan wawancara secara langsung.

c.Hasil Penelitian
1.    Kesiapan SMKN 3 Pontianak dalam Pembelajaran Berbasis teknologi dan informasi
Kesiapan sekolah dalam penerapan pembelajaran berbasis teknologi dan informasi ditandai dengan adanya laboratorium komputer, materi pembelajaran berbasis teknologi dan informasi (Persentasi dan CD pembelajaran), dan guru/staf yang memiliki kemampuan dalam pembelajaran berbasis teknologi dan informasi, sekolah memiliki jaringan telepon, internet,WiFi dan memiliki sumber daya listrik yang permanen.
2.    Persepsi Siswa
Menurut persepsi siswa di kelas XI AK 1 SMKN 3 Pontianak, yaitu:
No.
Opsi Pemilihan
Frekuensi
Prosentase
1
Berpengaruh positif
27 siswa
75 %
2
Tidak Berpengaruh
0 siswa
0 %
3
Berpengaruh negatif
9 siswa
25 %
Total
36 siswa
100 %
Hasilnya adalah sebagian besar atau 75% siswa berpendapat bahwa pemanfaatan teknologi dan informasi berdampak positif dalam pembentukan karakter siswa.
Menurut salah seorang siswa bernama Lia Lestari yang berpendapat positif, dia berpendapat bahwa,” Pemanfaatan teknologi dan informasi ini dapat memberikan dampak positif dan negatif. Semua tergantung dari diri kita sendiri, bila kita dapat memanfaatkannya dengan baik dan bijaksana, maka itu akan memberikan dampak positif. Akan tetapi, sebijaksana apapun kita memanfaatkannya, pasti kita juga akan terpengaruhi ke dampak negatifnya, seperti lupa waktu jika sudah online atau main game. Jadi, pada intinya, semua tergantung dari penggunanya, saya mengatakan itu berdampak positif karena saya dapat lebih mudah mencari data tugas dan dapat mengetahui hal-hal yang terjadi di luar sana atau yang sedang populer”.
Sedangkan menurut seorang siswa yang bernama Hansen Ridhsat Akbar yang berpendapat negatif, dia berpendapat bahwa, “Kalau teknologi sudah mempengaruhi interaksi hubungan manusia dan aktivitas manusia. Kebanyakan orang lebih suka menghabiskan waktu dengan teknologi yang mereka miliki daripada menghabiskan waktu untuk belajar, berinteraksi dengan keluarga dan beribadah. Albert Einstein pernah berkata “Aku takut suatu hari teknologi akan melampaui interaksi manusia. Dunia akan memiliki generasi idiot”.
3.    Persepsi Guru
Menurut persepsi guru di SMKN 3 Pontianak yaitu Ibu Hervina sebagai Waka pembina OSIS Bagian Karya Ilmiah Remaja dan Mading, beliau berpendapat bahwa “Jika guru mampu mengarahkan ke arah yang positif, maka bisa terbentuk perilaku yang positif. Namun jika guru tidak mampu mengarahkan ke arah yang positif, maka bisa terbentuk perilaku yang negatif atau bahkan tidak terkontrol”.
Sedangkan memurut Bapak Abriyandi sebaga Waka Manajemen Mutu yang juga sebagai guru mata pelajaran komputer akuntasi, beliau berpendapat bahwa, “Dengan adanya pemanfaatan teknologi dan informasi dalam pembentukan karakter siswa, memiliki beberapa dampak positif, yang pertama adalah sumber belajar bagi siswa menjadi lebih luas, sehingga orientasi kurikulum 2013 yang menyatakan bahwa buku dan guru bukan hanya satu-satunya sumber belajar tetapi teknologi dan informasi juga menjadi pendukung sumber belajar, sehingga pengkayaan pengetahuan yang dilakukan oleh siswa menjadi lebih mudah. Kedua, sangat membantu memudahkan proses pembelajaran karena dengan pemanfaatan IT, kemandirian peserta didik lebih dapat dibangun dan di arahkan sehingga tidak bertumpu pada pengajaran guru. Ketiga, menumbuhkan kreatifitas peserta didik, keempat, pemanfaatan teknologi dan informasi dapat memberikan pembelajaran yang menyenangkan, sehingga karakter siswa menjadi ceria dan tidak bosan terhadap pelajaran tersebut.”
Kemudian beliau juga menambahakan “Dampak negatifnya, jika peserta didik tidak dikendalikan dalam memanfaatkan teknologi dan informasi, saringan terhadap informasi menjadi berkurang, oleh karena itu, untuk menanggulanginya pihak sekolah melarang penggunaan handphone saat jam belajar dan menutup akses hotspot pada situs yang membahayakan perkembangan karakter siswa.”
BAB III
PENUTUP
1.1  Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas tentang pemanfaatan teknologi dan informasi dalam pembentukan karakter siswa, dapat disimpulkan bahwa:
1.      Perkembangan teknologi dan informasi sangat diperlukan dalam meningkatkan mutu pembelajaran, perkembangan tersebut juga berpengaruh dalam pembentukan karakter siswa.
2.      Pendidikan karakter sangat penting dalam rangka pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas, bermartabat, dan berkarakter, sehingga perlu benar-benar dijaga agar pemanfaatan teknologi dan informasi tidak mengganggu pembentukan karakter peserta didik, melainkan justru mendukungnya.
3.      Dalam pemanfaatanya, terdapat pengaruh positif maupun pengeruh negatif, tergantung bagaimana cara siswa memakainya dan tujuan siswa untuk memakainya. Kemudian peran pihak sekolah dalam pengendalian siswa terhadap pemanfaatan teknologi dan informasi juga sangat diperlukan.
1.2  Saran
Pada dasarnya, teknologi dan informasi hanyalah alat bantu. Dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan untuk memanfaatkan potensial teknologi dan informasi secara optimal sambil menyedikitkan dampak negatifnya. Maka dari itu agar lebih bermanfaat positif bagi siswa, dibutuhkan pengendalian diri siswa dan pengendalian guru terhadap siswa dalam memanfaatkan teknologi dan informasi tersebut. Oleh karenanya, diperlukan guru-guru yang profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan pemanfatan teknologi dan informasi serta diperlukan visi dan misi yang kuat dari sekolah dalam membangun karakter siswa.
DAFTAR PUSTAKA
·         Munir. 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: CV Alfabeta
·         Kamisa, 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap             : Lukman Nul Hakim
Tempat Tanggal Lahir   : Sambas, 4 Januari 1997
Agama                         : Islam
Alamat                         : Jln jeruju kecil darat, desa sungai kupah, kec. Sui kakap.
Sekolah                       : SMKN 3 Pontianak
Karya Ilmiah yang pernah Dibuat :
·    Karya ilmiah dalam lomba Sayembara Nasional Ketua Umum APKASI (Isran Noor) Penulisan Otonomi Daerah Tingkat SLTA yang berjudul “ Otonomi Daerah dan Permasalahannya”.
·    Karya ilmiah dalam lomba Karya Tulis ilmiah Partisipasi Politik Masyarakat Badan kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan Barat yang berjudul “Partisipasi Perempuan Dalam Dunia Politik”
Penghargaan ilmiah yang pernah diraih :
·      Juara 1 lomba Sayembara Nasional Ketua Umum APKASI (Isran Noor) Penulisan Otonomi Daerah Tingkat SLTA wilayah Provinsi Kalimantan Barat, dan akan mewakili Kalimantan Barat dalam tingkat nasional tanggal 13-17 November di Jakarta.