KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat
Tuhan YME, karena atas berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis ini yang berjudul “Pemanfaatan
Fasilitas yang Berbasis Teknologi dan Informasi Guna Meningkatkan Mutu
Pembelajaran serta Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Karakter Siswa”.
Dengan
menyelesaikan karya tulis ini ini, sering penulis menemukan kesulitan. Namun
Penulis sudah berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikannya, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang membaca yang
sifatnya membangun. Semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Dalam
penyusunan karya tulis ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai
pihak, maka pada kesempatan ini penulis tak lupa mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Orang tua saya yang telah memberikann
Do’a dan semangat.
2. Guru pembimbing yang telah
membimbing dan mengarahkan cara pembuatan makalah ini.
3. Bapak Abriyandi dan Ibu Hervina
serta siswa siswi kelas XI AK 1 yang telah berpartisipasi dalam penelitian.
4. Media yang telah menyediakan bahan
informasi bagi penulis.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb
Pontianak, 14 Oktober 2013
Penulis
Lukman Nul Hakim
Daftar Isi
Kata
Pengantar........................................................................................................1
Daftar
Isi.................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................3
1.1.Latar
Belakang..................................................................................................3
1.2.Perumusan Masalah...........................................................................................4
1.3.Tujuan dan Manfaat
Penelitian..........................................................................4
BAB
II PEMBAHASAN.......................................................................................5
2.1. Kajian
Pustaka..................................................................................................5
2.2. Pembahasan
Masalah dan Penyelesaiannya......................................................9
2.2.1. Pemanfaatan
teknologi dan informasi guna meningkatkan mutu
pembelajaran dalam pembentukan
karaktersiswa.........................................9
2.2.2. Pengaruh
pemanfaatan teknologi dan informasi terhadap
Pembentukan karakter siswa....................................................................
10
2.2.3. Contoh
pemanfaatan teknologi dan informasi oleh siswa dan
guru di SMKN 3 Pontianak untuk
pembentukan karakter siswa.................12
2.2.4. Persepsi
siswa dan guru SMKN 3 Pontianak terhadap
pemanfaatan teknologi dan informasi
dalam pembentukan
karakter siswa...............................................................................................12
BAB
III PENUTUP.............................................................................................16
4.1.Kesimpulan.....................................................................................................16
4.2.Saran...............................................................................................................16
DAFTAR
PUSTAKA..........................................................................................17
DAFTAR
RIWAYAT HIDUP...........................................................................17
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Teknologi informasi dan Komunikasi (TIK), dalam
jangka waktu yang relatif singkat, berkembang dengan sangat pesat. Berdasarkan
data Riset APJII di tahun 2012 menunjukkan bahwa
pengguna internet di Indonesia baru mencapai 63 juta orang. Penetrasi pengguna
internet di Tanah Air juga disebutkan baru mencapai 24,23 persen.
(tekno.liputan6.com)
Perkembangan teknologi terutama teknologi informasi
(TI), yang telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan tak terkeculai
pendidikan, sesungguhnya bisa dimanfaatkan untuk memberikan dukungan terhadap adanya
tuntutan reformasi dalam system pendidikan. Pengembangan dan pemanfaatan media
pembelajaran berbasik TI, bisa dimanfaatkan sebagai bahan masukan bagi
pihak-pihak yang berminat.
Dalam pemanfaatan teknologi
informasi, diharapkan tingkat daya pikir serta kreativitas guru dan dapat
berkembang dengan pesat. Seorang guru akan dengan mudah mencari bahan-bahan
ajar yang sesuai dengan bidangnya, seorang siswa dapat mendalami ilmu yang
didapatkan dengan didukung kemampuan untuk mencari informasi tambahan di luar
yang diajarkan oleh guru. Perkembangan teknologi dan informasi
ini diharapkan dapat memberi dampak positif bagi perkembangan pola pikir dan
karakter siswa.
Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 3:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.
Merujuk pada tujuan pendidikan nasional pada UU, maka tujuan
pendidikan kita pada hakekatnya tidak hanya menekankan pada pengembangan aspek
intelektual peserta didik saja, melainkan juga pada aspek emosional dan
spiritual atau karakter peserta didik. Pandangan Ki Hajar Dewantoro,
“Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti
(kekuatan batin, karakter), pikiran (intelektual) dan tubuh anak.”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas tentang pemanfaatan teknologi informasi dalam pembentukan
karakter siswa, maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut :
a. Bagaimana
cara memanfaatkan teknologi informasi guna meningkatkan mutu pembelajaran serta
pengaruhnya terhadap pembentukan karakter siswa?
b. Bagaimana
pemanfaatan fasilitas teknologi informasi di lingkungan sekolah maupun luar
sekolah oleh siswa dan guru di SMKN 3 Pontianak?
c. Bagaimana
persepsi siswa dan guru SMKN 3 Pontianak terhadap pemanfaatan teknologi dan
informasi dalam pembentukan karakter siswa?
1.3
Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
a. Mengetahui
cara dan kendala dalam pemanfaatan teknologi informasi guna meningkatkan mutu
pembelajaran dalam pembentukan karakter siswa
b. Mengetahui
pemanfaatan fasilitas teknologi informasi di lingkungan sekolah maupun luar
sekolah oleh siswa dan guru di SMKN 3 Pontianak.
c. Mendeskripsikan
persepsi siswa dan guru SMKN 3 Pontianak terhadap pemanfaatan TIK dalam pembentukan
karakter siswa
Adapun manfaat
yang diharapkan dari penelitian ini adalah, sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan kebijakan
terhadap pemanfaatan fasilitas yang berbasis teknologi dan informasi guna
meningkatkan mutu pendidikan di SMKN 3 Pontianak serta pengaruhnya terhadap
pembentukan karakter siswa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kajian
Pustaka
Teknologi
informasi berasal dari dua kata, teknologi dan informasi. Teknologi adalah
pengembangan dan aplikasi dari sebuah alat mesin, benda atau bentuk material
dan proses menolong manusia untuk membantu pekerjaan atau masalahnya.
Pengertian informasi adalah hasil pemrosesan, manipulasi, dan pengorganisasian
dari beberapa data yang mempunya nilai bagi penggunanya
Jadi
Pengertian Teknologi Informasi secara sempit adalah berbagai macam hal dan
kemampuan yang mana digunakan untuk pembentukan, penyimpanan, dan penyebaran
informasi. Secara luas, Pengertian Teknologi Informasi adalah suatu teknologi
yang digunakan untuk mengolah data termasuk juga memproses, mendapatkan,
menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan
informasi yang berkualitas yaitu informasi yang relevan atau sesuai tepat waktu
digunakan untuk keperluan pribadi serta bisnis dan pemerintahan yang merupakan
informasi yang strategis dalam pengambilan keputusan .Sedangkan menurut para
ahli pengertian teknologi informasi adalah sebagai berikut.
1.
Menurut kamus
oxford (1995), teknologi informasi adalah studi atau peralatan
elektronika komputer untuk menyimpan, menganalisa, dan mendistribusikan seluruh
informasi. Misalnya gambar, suara, video dan data digital.
2.
Menurut Martin
(1999), teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer
software, hardware yang digunakan untuk memproses atau menyimpan
informasi melainkan mencakup teknologi komunikasi untuk mengirim informasi.
Menurut
Umaedi (1999), mutu mengandung makna derajat (tingkat) keuggulan suatu produk
hasil kerja/upaya baik berupa barang maupun jasa. Pengertian mutu pembelajaran
mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Proses pendidikan yang
bermutu melibatkan input seperti siswa, guru, metode, kurikulum, sarana,
lingkungan dan pengelolaan pembelajaran yang baik. Mutu dalam konteks hasil
pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan.
Agar
dapat bekerja ilmiah, para siswa perlu mengembangkan sikap yaitu; sikap ingin
tahu, tidak percaya tahayul, jujur dalam menyajikan data, terbuka pada gagasan
baru, kreatif dalam menghasilkan karya ilmiah, peduli terhadap mahluk hidup dan
lingkungan, serta tekun dan teliti (Depdiknas, 2003a).
Kegiatan
belajar mengajar diharapkan mampu memperluas wawasan pengetahuan, meningkatkan
keterampilan dan menumbuhkan sejumlah sikap positif
yang direfleksikan siswa melalui cara berfikir dan bertindak sebagai dampak
hasil belajarnya. Sehingga dapat dikatakan mutu merupakan suatu gambaran
tentang proses dan hasil belajar sesuai dengan hakekat pembelajaran sains yaitu
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran seperti mengajukan
pertanyaan (merumuskan masalah), berhipotesis, mengamati, menganalisis,
menyimpulkan dan mengkomunikasian hasil pengamatan.
Untuk
mendapatkan hasil yang baik, proses belajar mengajar harus dikelola secara baik
pula. Pembelajaran dimulai dengan menumbuhkan motivasi siswa dengan
menghadirkan permasalahan atau fakta dari kehidupan sehari-hari siswa sehingga
menumbuhkan keaktifan siswa untuk bertanya, berhipotesis, melakukan pengamatan,
menganalisis, menyimpulkan dan mengkomunikasikan hasil kegiatan yang telah
dilakukan. Dengan demikian, suasana belajar kelas lebih banyak diwarnai oleh
kegiatan siswa, sehingga proses belajar mengajar tersebut lebih bermutu
Istilah
Pendidikan karakter berasal dari 2 kata, yaitu pendidikan dan karakter. Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, karakter diartikan sebagai sifat- sifat
kejiwaan, tabiat, watak, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang
dengan yang lain
Sedangkan
menurut Thomas Lickona, Secara sederhana pendidikan
karakter dapat
didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter
siswa. Dalam arti yang tepat, Lickona menyatakan
bahwa pengertian pendidikan karakter adalah suatu usaha yang
disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan,
dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.
Dari
beberapa pengertian di atas dapat
dinyatakan bahwa
pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana dalam menanamkan nilai-nilai
sehingga terinternalisasi dalam diri peserta didik yang mendorong dan mewujud
dalam sikap dan perilaku yang baik. Pendidikan karakter bukan terletak pada
materi pembelajaran melainkan pada aktivitas yang melekat, mengiringi, dan
menyertainya.
Pendidikan
karakter juga tidak
berbasis pada materi, tetapi pada kegiatan. Proses terbentuknya pendidikan karakter, yaitu:
1. Melalui pendidikan, pengalaman, cobaan hidup,
pengorbanan dan pengaruh lingkungan, kemudian terinternalisasi nilai-nilai sehingga menjadi
nilai intrinsik yang melandasi sikap dan perilaku.
2. Sikap dan perilaku tersebut dilakukan berulang-ulang sehingga
menjadi kebiasaan.
3. Kebiasaan tersebut
dijaga dan dipelihara maka jadilah karakter
2.2 Pembahasan Masalah dan Penyelesaiannya.
2.2.1 Pemanfaatan teknologi dan informasi guna
meningkatkan mutu pembelajaran dalam pembentukan karakter siswa
Pendidikan
karakter sangat penting dalam rangka pembangunan sumber daya manusia yang
berkualitas, bermartabat, dan berkarakter, sehingga perlu benar-benar dijaga
agar pemanfaatan teknologi dan informasi tidak mengganggu pembentukan karakter
peserta didik, melainkan justru mendukungnya. Menurut
Suwarsih Madya, (2011), untuk menjaga agar pemanfaatan TIK tetap memberikan
kontribusi signifikan terhadap pengembangan peserta didik menjadi manusia
berkarakter dan berkecerdasan intelektual serta pemberdayaan pendidik dan
tenaga kependidikan, hendaknya diterapkan prinsip-prinsip berikut:
1. Pemanfaatan teknologi
dan informasi dalam pendidikan sebaiknya mempertimbangkan karaktersitik peserta
didik, pendidik, dan tenaga kependidikan dalam keseluruhan pembuatan keputusan
TIK.
2.
Pemanfaatan TIK sebaiknya dirancang
untuk memperkuat minat dan motivasi pengguna untuk menggunakannya semata guna
meningkatkan dirinya, baik dari segi intelektual, spiritual (rohani), sosial,
maupun ragawi.
3. Pemanfaatan TIK
sebaiknya menumbuhkan kesadaran dan keyakinan akan pentingnya kegiatan
berinteraksi langsung dengan manusia (tatap muka), dengan lingkungan
sosial-budaya (pertemuan, museum, tempat-tempat bersejarah), agar tetap mampu
memelihara nilai-nilai sosial dan humaniora (seni dan budaya), dan kecintaan
terhadap alam sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.
4. Pemanfaatan TIK
sebaiknya menjaga bahwa kelompok sasaran tetap dapat mengapresiasi teknologi
komunikasi yang sederhana dan kegiatan-kegiatan pembelajaran tanpa TIK karena
tuntutan penguasaan kompetensi terkait dalam rangka mengembangkan seluruh
potensi siswa secara seimbang.
5.
Pemanfaatan TIK sebaiknya mendorong
siswa untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif sehingga tidak hanya puas
menjadi konsumen informasi berbasis TIK.
Selanjutnya,
agar penerapan pendidikan karakter melalui TIK dapat berjalan secara efektif
dalam mencapai tujuannya, para guru hendaknya mampu memberikan materinya dengan
cara-cara yang interaktif, dan mampu membuat para peserta didiknya menjadi
kreatif. Proses pembelajarannya pun harus menjadi menyenangkan dan bermakna.
Dalam konteks tersebut, peran guru dalam proses interaksi pembelajaran
hendaknya tidak terlalu dominan, tetapi lebih sering berperan sebagai
fasilitator dan motivator pembelajaran. Dengan kata lain, pembelajaran tidak
berpusat pada guru, tetapi lebih berpusat pada peserta didik atau lebih
menempatkan peserta didik sebagai subyek didik daripada sebagai obyek didik.
Selanjutnya,
peserta didik tidak hanya digiring sebatas untuk mencari dan memperoleh
informasi saja, tetapi juga diarahkan agar memiliki kemampuan untuk menciptakan
informasi di internet. Dengan kata lain, dalam proses pembelajaran melalui TIK,
peserta didik harus diarahkan untuk mampu menjadi produsen pengetahuan, dan
bukan hanya sebatas menjadi konsumen pengetahuan atau penikmat teknologi saja,
sehingga dapat membawa perubahan yang lebih positif bagi peserta didik.
Agar
pendidikan karakter dapat berjalan secara komprehensif dalam
proses pendidikan di sekolah, maka penerapan pendidikan karakter di sekolah
perlu memegang prinsip-prinsip sebagai berikut :
1.
Berkelanjutan
mengandung makna bahwa proses pengembangan
nilai-nilai budaya dan karakter bangsa merupakan sebuah proses panjang dimulai
dari awal peserta didik masuk sampai selesai dari suatu satuan pendidikan.
2.
Melalui
semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah
3.
Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan mengandung
makna bahwa materi nilai-nilai karakter bangsa bukanlah bahan ajar untuk pembelajaran
biasa.
Pendidikan
dipercaya dapat membangun kecerdasan sekaligus kepribadian anak manusia menjadi
lebih baik. Namun, apa jadinya jika pendidikan hanya mementingkan intelektual
semata tanpa membangun karakter peserta didiknya? Hasilnya adalah kerusakan
moral dan pelanggaran nilai-nilai. Pada akhirnya, hasil pendidikan seperti ini
hanya akan seperti robot, berakal tetapi tak berkepribadian, kosong jiwanya.
Untuk
itulah, pendidikan karakter kiranya adalah jawaban bagi kondisi pendidikan
seperti ini. Dengan adanya pendidikan karakter semenjak usia dini, diharapkan
persoalan mendasar dalam dunia pendidikan yang akhir-akhir ini sering menjadi
keprihatinan bersama dapat diatasi.
2.2.2 Pengaruh pemanfaatan teknologi dan informasi
terhadap pembentukan karakter siswa
Pengaruh
pemanfaatan teknologi dan informasi khususnya internet dalam pembentukan
karakter siswa adalah seabagai berikut:
1. Dampak Negatif.
a. Siswa akan cenderung tertutup dan
seolah alergi serta menghindar pada dunia luar akibat terlalu seringnya berada
atau bergaul dengan dunia Maya (Internet),
b. Siswa cenderung mengubah perilakunya
mengikuti hal-hal baru yang selalu ada di Internet, tanpa berfikir akibat dari
yang ditimbulkannya.
2. Dampak Positif.
a. Mempermudah dalam mengakses
Informasi, karena kecepatannya siswa juga bisa mengakses segala informasi yang
ada di hari ini atau di hari yang telah berlalu.
b. Lebih lama penyimpanannya, semua
Informasi yang telah diperoleh dapat disimpan dalam bentuk CD, FlashDisk atau
HarDisk, sehingga lebih efisien.
Secara
khusus, pengaruh pemanfaatan Teknologi Informasi dan komunikasi terhadap
pembentukan karakter siswa adalah:
1.
Menyadarkan siswa akan potensi perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi yang terus berubah sehingga siswa dapat
termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari Teknologi Informasi dan
Komunikasi sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.
2.
Mengembangkan kompetensi siswa dalam
menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan
belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan seharihari.
3.
Mengembangkan kemampuan belajar berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal,
menarik, dan mendorong siswa terampil dalam berkomunikasi, terampil
mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.
4. Mengembangkan kemampuan
belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggungjawab dalam
penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan
pemecahan masalah sehari-hari.
2.2.3 Contoh pemanfaatan teknologi dan informasi oleh
siswa dan guru di SMKN 3 Pontianak untuk pembentukan karakter siswa.
1. Pemanfaatan
dalam lingkungan sekolah.
a. Pemanfaatan
lab komputer dan lab internet yang ada di SMKN 3 Pontianak dapat menunjang
proses belajar khususnya mata pelajaran KKPI dan internet akuntansi.
b. Pemanfaatan
lab produktif masing masing jurusan yang dapat mendukung pelajaran produktif di
jurusan masing-masing.
c. Untuk
jurusan akuntansi telah dibuka bank mini lengkap dengan fasilitas komputer dan
printer yang berfungsi melatih siswa agar menjadi siap saat memasuki dunia
kerja.
d. Pemanfaatan
jaringan hotspot yang disediakan oleh sekolah yang berfungsi mendukung
pembelajaran yang memanfaatkan internet sebagai penunjang pembelajaran.
e. pemanfaatan
LCD proyektor yang berfungsi mendukung kegiatan pembelajaran agar lebih menarik
dan melatih siswa untuk mempersentasikan hasil kerjanya.
2. Pemanfaatan
di luar lingkungan sekolah.
Contohnya
adalah menggunakan media belajar televisi seperti Televisi Edukasi (TVE) yang
dapat membantu guru menyampaikan bahan ajar dan siswa agar lebih memahami
pelajaran yang telah diajarakan di sekolah. Selain itu siswa juga dapat
mengunjungi lab komputer di perpustakaan yang ada sebagai penambahan
pengetahuan.
2.2.4 Persepsi siswa dan guru SMKN 3 Pontianak terhadap
pemanfaatan teknologi dan informasi dalam pembentukan karakter siswa.
a. Metodologi
penelitian
1.
Jenis Penelitian
Jenis
penelitian ini adalah penelitian survei. Survei dilaksanakan untuk mendeskripsikan
persepsi guru dan siswa terhadap pengaruh pemanfaatan teknologi informasi dalam
pembentukan karakter siswa.
2.
Subyek Penelitian
Populasi
penelitian ini adalah Guru dan Siswa di SMKN 3 Pontianak. Namun, dalam
penelitian ini subyek penelitian ditetapkan adalah dua orang yang menjabat
sebagai wakil kepala sekolah dan siswa di kelas XI AK 1 karena kelas tersebut
adalah kelas unggulan di SMKN 3 Pontianak.
b. Prosedur Pengumpulan
Data
1. Kesiapan Sekolah
Data
tentang kesiapan sekolah dalam pembelajaran yang berbasis teknologi dan
informasi dilihat dari ketersediaan penunjang pembelajaran seperti : komputer,
jaringan telepon, fasilitas multimedia di kelas dan guru yang memiliki kemampuan
dalam teknologi dan informasi.
1. Persepsi
Guru dan Siswa
Data
tentang persepsi siswa dikumpulkan melalui jejak pendapat untuk memilih opsi.
Opsi tersebut dibuat oleh peneliti yang terdiri dari opsi berpengaruh positif,
opsi tidak berpengaruh dan opsi berpengaruh negatif. Sedangkan data tentang
persepsi guru dilakukan dengan wawancara secara langsung.
c.Hasil Penelitian
1. Kesiapan
SMKN 3 Pontianak dalam Pembelajaran Berbasis teknologi dan informasi
Kesiapan
sekolah dalam penerapan pembelajaran berbasis teknologi dan informasi ditandai dengan
adanya laboratorium komputer, materi pembelajaran berbasis teknologi dan
informasi (Persentasi dan CD pembelajaran), dan guru/staf yang memiliki
kemampuan dalam pembelajaran berbasis teknologi dan informasi, sekolah memiliki
jaringan telepon, internet,WiFi dan memiliki sumber daya listrik yang permanen.
2. Persepsi
Siswa
Menurut persepsi siswa
di kelas XI AK 1 SMKN 3 Pontianak, yaitu:
No.
|
Opsi Pemilihan
|
Frekuensi
|
Prosentase
|
1
|
Berpengaruh
positif
|
27 siswa
|
75 %
|
2
|
Tidak
Berpengaruh
|
0 siswa
|
0 %
|
3
|
Berpengaruh
negatif
|
9 siswa
|
25 %
|
Total
|
36 siswa
|
100 %
|
Hasilnya
adalah sebagian besar atau 75% siswa berpendapat bahwa pemanfaatan teknologi
dan informasi berdampak positif dalam pembentukan karakter siswa.
Menurut
salah seorang siswa bernama Lia Lestari yang berpendapat positif, dia
berpendapat bahwa,” Pemanfaatan teknologi dan informasi ini dapat memberikan
dampak positif dan negatif. Semua tergantung dari diri kita sendiri, bila kita
dapat memanfaatkannya dengan baik dan bijaksana, maka itu akan memberikan
dampak positif. Akan tetapi, sebijaksana apapun kita memanfaatkannya, pasti
kita juga akan terpengaruhi ke dampak negatifnya, seperti lupa waktu jika sudah
online atau main game. Jadi, pada intinya, semua tergantung dari penggunanya,
saya mengatakan itu berdampak positif karena saya dapat lebih mudah mencari
data tugas dan dapat mengetahui hal-hal yang terjadi di luar sana atau yang
sedang populer”.
Sedangkan
menurut seorang siswa yang bernama Hansen Ridhsat Akbar yang berpendapat
negatif, dia berpendapat bahwa, “Kalau teknologi sudah mempengaruhi interaksi
hubungan manusia dan aktivitas manusia. Kebanyakan orang lebih suka
menghabiskan waktu dengan teknologi yang mereka miliki daripada menghabiskan
waktu untuk belajar, berinteraksi dengan keluarga dan beribadah. Albert
Einstein pernah berkata “Aku takut suatu hari teknologi akan melampaui
interaksi manusia. Dunia akan memiliki generasi idiot”.
3. Persepsi
Guru
Menurut
persepsi guru di SMKN 3 Pontianak yaitu Ibu Hervina sebagai Waka pembina OSIS
Bagian Karya Ilmiah Remaja dan Mading, beliau berpendapat bahwa “Jika guru
mampu mengarahkan ke arah yang positif, maka bisa terbentuk perilaku yang
positif. Namun jika guru tidak mampu mengarahkan ke arah yang positif, maka
bisa terbentuk perilaku yang negatif atau bahkan tidak terkontrol”.
Sedangkan
memurut Bapak Abriyandi sebaga Waka Manajemen Mutu yang juga sebagai guru mata
pelajaran komputer akuntasi, beliau berpendapat bahwa, “Dengan adanya
pemanfaatan teknologi dan informasi dalam pembentukan karakter siswa, memiliki
beberapa dampak positif, yang pertama adalah sumber belajar bagi siswa menjadi
lebih luas, sehingga orientasi kurikulum 2013 yang menyatakan bahwa buku dan
guru bukan hanya satu-satunya sumber belajar tetapi teknologi dan informasi
juga menjadi pendukung sumber belajar, sehingga pengkayaan pengetahuan yang
dilakukan oleh siswa menjadi lebih mudah. Kedua, sangat membantu memudahkan
proses pembelajaran karena dengan pemanfaatan IT, kemandirian peserta didik
lebih dapat dibangun dan di arahkan sehingga tidak bertumpu pada pengajaran
guru. Ketiga, menumbuhkan kreatifitas peserta didik, keempat, pemanfaatan
teknologi dan informasi dapat memberikan pembelajaran yang menyenangkan,
sehingga karakter siswa menjadi ceria dan tidak bosan terhadap pelajaran
tersebut.”
Kemudian
beliau juga menambahakan “Dampak negatifnya, jika peserta didik tidak
dikendalikan dalam memanfaatkan teknologi dan informasi, saringan terhadap
informasi menjadi berkurang, oleh karena itu, untuk menanggulanginya pihak
sekolah melarang penggunaan handphone saat jam belajar dan menutup akses
hotspot pada situs yang membahayakan perkembangan karakter siswa.”
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pembahasan dan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas tentang
pemanfaatan teknologi dan informasi dalam pembentukan karakter siswa, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Perkembangan
teknologi dan informasi sangat diperlukan dalam meningkatkan mutu pembelajaran,
perkembangan tersebut juga berpengaruh dalam pembentukan karakter siswa.
2.
Pendidikan karakter sangat penting dalam
rangka pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas, bermartabat, dan
berkarakter, sehingga perlu benar-benar dijaga agar pemanfaatan teknologi dan
informasi tidak mengganggu pembentukan karakter peserta didik, melainkan justru
mendukungnya.
3. Dalam
pemanfaatanya, terdapat pengaruh positif maupun pengeruh negatif, tergantung bagaimana
cara siswa memakainya dan tujuan siswa untuk memakainya. Kemudian peran pihak
sekolah dalam pengendalian siswa terhadap pemanfaatan teknologi dan informasi
juga sangat diperlukan.
1.2 Saran
Pada
dasarnya, teknologi dan informasi hanyalah alat bantu. Dunia pendidikan
dihadapkan pada tantangan untuk memanfaatkan potensial teknologi dan informasi
secara optimal sambil menyedikitkan dampak negatifnya.
Maka dari itu agar lebih bermanfaat positif bagi siswa, dibutuhkan pengendalian
diri siswa dan pengendalian guru terhadap siswa dalam memanfaatkan teknologi
dan informasi tersebut. Oleh karenanya, diperlukan guru-guru yang profesional untuk
meningkatkan mutu pendidikan dengan pemanfatan teknologi dan informasi serta diperlukan
visi dan misi yang kuat dari sekolah dalam membangun karakter siswa.
DAFTAR PUSTAKA
·
Munir. 2008. Kurikulum Berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: CV Alfabeta
·
Kamisa, 1997.
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Lukman Nul Hakim
Tempat Tanggal Lahir : Sambas, 4 Januari 1997
Agama : Islam
Alamat : Jln jeruju kecil darat, desa
sungai kupah, kec. Sui kakap.
Sekolah : SMKN 3 Pontianak
Karya Ilmiah yang pernah Dibuat :
· Karya
ilmiah dalam lomba Sayembara Nasional Ketua Umum APKASI (Isran Noor) Penulisan
Otonomi Daerah Tingkat SLTA yang berjudul “ Otonomi Daerah dan Permasalahannya”.
· Karya
ilmiah dalam lomba Karya Tulis ilmiah Partisipasi Politik Masyarakat Badan
kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan Barat yang berjudul
“Partisipasi Perempuan Dalam Dunia Politik”
Penghargaan ilmiah yang pernah
diraih :
· Juara
1 lomba Sayembara Nasional Ketua Umum APKASI (Isran Noor) Penulisan Otonomi
Daerah Tingkat SLTA wilayah Provinsi Kalimantan Barat, dan akan mewakili
Kalimantan Barat dalam tingkat nasional tanggal 13-17 November di Jakarta.